Kino, seorang musafir berusia 15 tahun, menjalin ikatan dengan Hermes, seorang sepeda motor yang bisa berbicara. Bersama-sama, mereka mengembara dan berkelana ke berbagai negara dan tempat, meski tidak tahu apa yang akan terjadi. Bagaimanapun, hidup adalah perjalanan yang penuh dengan hal-hal yang tidak diketahui.
Sepanjang perjalanan mereka, mereka menghadapi berbagai jenis adat istiadat, dari yang secara moral kelabu hingga yang tragis dan mempesona. Mereka juga bertemu banyak orang: ada yang hidup untuk bekerja, ada yang hidup untuk membahagiakan orang lain, dan ada yang hidup untuk mengejar impiannya. Oleh karena itu, di setiap negara yang mereka kunjungi, selalu ada pembelajaran dari cara masyarakatnya menjalani kehidupan.
Kino atau Hermes tidak berhak memutuskan apakah nilai-nilai yang ditegaskan ini salah atau benar, karena mereka hanya berperan sebagai pengamat di dunia kecil ini. Mereka tidak berusaha mengubah atau mempengaruhi tempat-tempat yang mereka kunjungi, meskipun nilai-nilai tersebut terlihat sangat absurd. Itu karena dalam satu atau lain cara, mereka percaya bahwa segala sesuatunya baik-baik saja, dan bahwa “dunia ini tidak indah; oleh karena itu, memang begitu.”
